Wednesday 8 December 2010

Marriage 10 Year but He ( Arabic Man ) Never See His Wife Face

Berita ini bersumber dari Jihad Watch, yang memberitakan tentang seorag laki-laki yang diminta oleh polisi setempat untuk mengidentifikasi perempuan yang meninggal akibat korban tabrakan.

Saudi man has never seen his wife's face after ten years of marriage
These habits "have nothing to do with Islam," says Mufleh Mohammed, and strictly speaking, he's right: a Muslim woman is under no obligation to cover her face in front of her husband. Nonetheless, the idea that there is something shameful about showing herself is inculcated by genuine Islamic laws calling upon women to cover everything but their faces and hands. "Saudi women's veil versus modernity: Husband has not seen wife's face despite 10 years of marriage," from Emirates 24/7, December 5 (thanks to all who sent this in):

After nearly 10 years of marriage that produced five children, Mufleh Mohammed of Saudi Arabia still has not seen his wife's face.
Mohammed Hilal, another Saudi husband, could not identify his wife who was killed in a road crash until her veil was put back on her face.

Mufleh and Mohammed are among many Saudi men who have never seen the face of their wives as they insist on sticking to ancient tradition of keeping their face covered even in front of their relatives or husbands in defiance of ongoing changes brought about by the advent of oil and a massive foreign influx.

In a report on such habits, the Saudi Arabic language daily Alhayat said many women in the conservative Gulf Kingdom that controls nearly a quarter of the world's oil still defy the winds of change and stick to their ancestors' traditions.

Even after they get married, they never remove their burqu (face veil), leaving their husbands guessing how they look like. Mufleh is one of those husbands.

"My wife still keeps her face covered all the time even in front of her family and relatives because she has been accustomed to this since she was a child...I have to respect her wishes and not insist on seeing her face," he said.

"I cannot deny that the woman's habit to cover her face in front of her family and inside her house is a tradition that my tribe had inherited from our ancestors...but I have thought that social changes and openness will alter some of these habits since they have nothing to do with Islam...but they have not changed...although I have been married to my wife for nearly 10 years and have five children from her, I have not seen her face even once in my life."...

Tuesday 23 November 2010

TKI Korban Kekerasan di Luar Negeri

Inilah tenaga kerja bangsa kita yang menjadi korban kekerasan atau lebih tepatnya saya ungkapkan sebagai korban ekonomi perbudakan modern di luar negeri karena sulitnya lapangan kerja atau lowongan kerja bagi mereka.

Para tenaga kerja ini tidak hanya menjadi korban kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi.
  • Sumiati binti Salam Mustapa
Sumiati menderita luka serius karena disiksa majikannya, Khalid Saleh Al Akhmin. Selain bibir atasnya hilang, tubuh perempuan malang ini mengalami luka bakar di beberapa titik. Kedua kakinya nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepalanya terkelupas, jari tengah retak, alis matanya juga rusak. Hilangnya bibir bagian atas ini bukan karena digunting tetapi menurut Sumiati diakibatkan majikannya selalu memukul bibirnya dengan kayu. Hingga kini, Kepolisian di Madinah belum menahan majikan yang diduga telah menyiksa Sumiati. Padahal laporan telah dilayangkan sejak 10 November lalu.
  • Kikim Komalasari binti Uko Marta
Tkw asal Cianjur, Jawa Barat ini tewas ditangan majikannya. Majikannya bernama Shaya' Said Ali Algahtani adalah warga kota Abha, Arab Saudi. Jasad Kikim ditemukan di tempat sampah dipinggiran jalan Serhan, bagian jalan utama Gharah di kota Abha.
Kepolisian Mansakh, Abha kemudian menahan majikan korban berikut istrinya, yang mengaku membunuh Kikim secara sadis Dalam laporannya kepada pimpinan Korwil Arab Saudi PDI Perjuangan, Keken Nurjanah dibunuh oleh majikannya dengan cara digorok lehernya. Jenazah Keken ditemukan tiga hari sebelum Idul Adha di sebuah tong sampah umum.
  • Winfaidah
Winfaidah, tenaga kerja Indonesia yang disiksa dan diperkosa oleh majikannya di Penang
  • Dwi Indah Wahyuningrum
Warga Desa Pucakwangi Kecamatan Pucakwangi, yang berangkat ke Abu Dabhi, sebagai pembantu rumah tangga itu meninggal dunia di rumah sakit, Jumat pagi, 12 Februari 2010, sekitar jam 08:00 WIB. Menurut orang tua korban Supariyo, sejak pulang tanggal 21 Januari 2010, Dwi Indah Wahyuningrum langsung dibawa ke rumah sakit karena kondisi kesehatan dan psikologisnya memprihatinkan, akibat penganiayaan majikannya di Abu Dhabi Uni Emirat Arab.  Saat dirumah korban dalam keadaan lumpuh dan stress berat.
“Luka-lukanya kemarin itu di tangan kanan kiri ada lukanya, kemudian di leher ada bekas cekikan. Dipunggung juga punggung, dan di payudaranya juga ada.”, jelasnya.


Ini hanya segenlintir tenaga kerja yang sempat terdeteksi oleh tajamnya pena wartawan, masih banyak saudara-saudara kita di negara lain yang mungkin mengalami nasib tragis atau bahkan lebih tragis daripada mereka.